"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan ' Kami telah beriman' sedang mereka belum diuji lagi,Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang² yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang² yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang² yang dusta"--- Surah Al-Ankabuut ayat 2-3

AsmaAlHusna

JAUHILAH PERDEBATAN

Bismillah

Mungkin banyak yang belum mengetahui atau mungkin juga tidak mengindahkan bahwa perdebatan itu adalah perbuatan tercela. Perdebatan menimbulkan beberapa efek negatif bagi diri sendiri yakni : Kerasnya hati, hilangnya wibawa dan jatuhnya harga diri.
Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [1]
Muslim Ibn Yasar rahimahullah berkata, “Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.” [2]
Ada orang datang kepada Hasan Bashri rahimahullah lalu berkata, “Wahai Abu Sa’id kemarilah, agar aku bisa mendebatmu dalam agama!”
Maka Hasan Bashri rahimahullah berkata,“Adapun aku maka aku telah memahami agamaku, jika engkau telah menyesatkan (menyia-nyiakan) agamamu maka carilah"[3]
Al Auza’i rahimahullah berkata,“Jika Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum maka Allah menetapkan jidal pada diri mereka dan menghalangi mereka dari amal.” [4]
Pada suatu hari Imam Malik ibn Anas berangkat ke masjid, beliau dikejar oleh seseorang yang dipanggil dengan Abu al-Juwairah yang dituduh memiliki Aqidah Murji’ah.”
Dia berkata, “Wahai Abu Abdillah dengarkanlah dariku sesuatu yang ingin saya kabarkan kepada anda, saya ingin mendebat anda dan memberi tahu anda tentang pendapatku.”
Imam Malik berkata,"Hati-hati, jangan sampai aku bersaksi atasmu."
Dia berkata, "Demi Allah, saya tidak menginginkan kecuali kebenaran. Dengarlah, jika memang benar maka ucapkan."
Imam Malik bertanya, "Jika engkau mengalahkan aku?"
Dia menjawab, "Maka ikutlah aku!"
Imam Malik bertanya lagi,"Kalau aku mengalahkanmu?" Dia menjawab, "Aku mengikutimu?"
Imam Malik bertanya,"Jika datang orang ketiga lalu kita ajak bicara dan kita dikalahkannya?" Dia berkata, "Ya kita ikuti dia."
Imam Malik rahimahullah berkata, “Hai Abdullah, Allah azza wa jalla telah mengutus Muhammad dengan satu agama, aku lihat engkau banyak berpindah-pindah (agama), padahal Umar ibnu Abdil Aziz telah berkata, “Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai sasaran untuk perdebatan maka dia akan banyak berpindah-pindah”.”
Imam Malik rahimahullah berkata, ”Jidal dalam agama itu bukan apa-apa (tidak ada nilainya sama sekali).”
Imam Malik rahimahullah berkata, “Percekcokan dan perdebatan dalam ilmu itu menghilangkan cahaya ilmu dari hari seorang hamba.”
Imam Malik rahimahullah berkata,“Sesungguhnya jidal itu mengeraskan hati dan menimbulkan kebencian.”
Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki ilmu sunnah, apakah ia boleh berdebat membela sunnah? Dia menjawab, ”Tidak, tetapi cukup memberitahukan tentang sunnah.” [5]
Jauhilah perdebatan ya ukhti fillah meski engkau dalam kebenaran. Salam santun Ukhuwah Islamiyah. ________________
1.HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah
2.Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra; Darimi: 404
3.Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 588
4.Siyar al-A’lam 16/104; Tadzkiratul Huffazh: 3/924; Tarikh Dimsyq: 35/202
5.Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik, Qadhi Iyadh: 1/51; Siyarul A’lam: 8/106; al-Ajjurri dalam al-Syari’ah, hal.62-65

No comments:

Post a Comment